10 Agustus 2012

Ikan Cupang dalam Akuarium


Akuarium itu kosong. Hanya ada air dan tanaman hias disana. Airnya tenang, bersih, jernih. Namun, tiba-tiba masuklah seekor ikan cupang ke dalam akuarium itu. Tak tahu siapa dan karena apa. Ikan cupang itu terlihat senang. Bebas. Bermain-main di dalam akuarium yang indah. Kebahagiaan ikan cupang terusik dengan kehadiran ikan mas, ikan koi, dan ikan-ikan lainnya. Dengan segala usaha dan tenaga yang ia kerahkan, akhirnya sang ikan cupang berhasil mengalahkan ikan-ikan itu. Sekarang ia bisa bebas lagi bermain-main di dalam akuarium. Akuarium itu terlihat lebih indah dengan adanya seekor ikan cupang, Namun, lama kelamaan air dalam akuarium itu menjadi kotor dan keruh. Kini akuarium itu menjadi jelek. Akhirnya sang pemilik akuarium membersihkannya hingga jernih dan memasukan kembali ikan cupang kedalamnya. Indah. Namun, lagi-lagi akuarium menjadi keruh karena keberadaan sang ikan cupang. Hingga pada titik jenuh tertinggi. Sang pemilik merasa lelah. Ia memindahkan ikan cupang ke dalam akuarium lainnya. Sehingga akuarium miliknya dapat jernih kembali, tenang, bersih. Akan tetapi, sang pemilik merasa sepi. Suatu saat  dia akan memasukan ikan cupang kedalam akuriumnya. Tidak tahu apakah ikan cupang yang sama atau bukan, yang pasti ikan cupang itu adalah ikan yang terbaik dan terindah.

6 Agustus 2012

Problematika Mentoring -.-


Ibarat sebuah pohon mentoring menjadi akar kaderisasi bagi aktivis kampus, apalagi aktivis dakwah kampus. Apabila sebuah mentoring berjalan dengan tidak sehat, maka bisa jadi kegiatan-kegiatan yang ada di kampus jauh dari nilai Islam. Apa penyebab ketidaksehatan sebuah kelompok mentoring? Hal ini sangat perlu dibahas dan dicarikan solusinya agar semua aspek yang ada di kampus mengandung syariat-syariat Islam yang wajib kita tegakkan. 
Sebuah kelompok mentoring terdiri dari 3 bagian utama, yaitu pementor, mentee, dan materi. Jika salah satu dari ke-3 aspek ini tidak ada dalam kelompok mentoring, itu berarti bukan kelompok mentoring. Penyebab dari masalah-masalah yang ada di kelompok mentoring adalah 3 unsur ini pula. Terkadang seorang pemntor belum bisa menjadi pementor yang baik, sehingga kelompok mentoringnya menjadi terabaikan. Alasan multi amanah, tugas kuliah, dan futur menjadi beberapa penyebab terbanyak. Kesibukan pementor dalam suatu organisasi tidak boleh mengakibatkan suatu kelompok mentoring menjadi tidak produktif. Sebaiknya seorang pementor harus bisa menjaga dan  mengatur waktunya dengan sebaik-baiknya, serta menjadikan kelompok mentoringnya sebagai prioritas utama. Begitu juga dengan tugas kuliah. Lagi-lagi seorang pementor harus pandai mengatur waktu agar antara kuliah dan kelompok mentoring tidak ada yang terabaiakan, karena kedua hal ini adalah amanah bagi seorang pementor. Sedangkan untuk masalah future, jangan sampai mengganggu kualitas kelompok mentoring. Seseorang mengalami future adalah hal yang wajar dan fitrah, namun apabila terlalu lama, hal tersebut tidak lagi wajar. Apabila future, segera bangkit. Mungkin dengan meminta semangat dan motivasi dari teman-teman yang lain. Selain itu, masalah kedua adalah sang mentee. Bagi seorang pementor yang mendapatkan mentee yang hanif dan manut, itu adalah suatu kenikmatan yang luar biasa. Namun, apabila seorang pemntor mendapatkan mentee yang sulit diajak kebaikan dan selalu suka menentang baik dengan cara kasar maupun halus, itu juga merupakan sebuah tantangan yang harus diselesaikan dan merupakan sebuah nikmat juga, karena bisa saja Allah meletakkan rahmatnya pada posisi tersebut. Ini adalah tugas seorang pementor agar bisa menjadi kakak, sahabat, dan pemimpin bagi menteenya. Dan masalah ketiga adalah materi. Setiap universitas memiliki badan pengelola tersendiri untuk mengatur hal-hal yang berkaitan dengan mentoring, termasuk materi mentoring yang sudah ditentukan sesuai dengan kebutuhan mahasiswa di universitas tersebut. Tak jarang materi-materi yang membosankan bisa membuat mentee menjauh dari kelompok mentoring. Oleh karena itu, lagi-lagi tugas pementor untuk mengemasnya dengan semenarik mungkin, agar para mentee tetap semangat mentoring. Jadi, semua permasalahan dalam sebuah kelompok mentoring menjadi tanggung jawab bagi pementornya. Seorang pementor harus memiliki semangat berlebih yang melebihi semangat menteenya. Apabila terjadi masalah dalam suatu kelompok mentoring, seorang pemntor tidak perlu mencari-caari penyebabnya. Sesungguhnya segala penyebab itu berasal dari diri pementor sendiri. Oleh karena, itu sangat diperlukan adanya penjagaan dan muhasabah bagi diri seorang pementor
Kelompok mentoring SMA @Balekambang, Solo 
(Ani, Desy, Nita, Mba Nita, Tias, Ayuk, Anggre, Hana, Yuli) 
Semoga persaudaraan kita abadi dan mudah-mudahan kita dikumpulkan lagi di surga-Nya.
Aamiin.